Minggu, 22 April 2012

Kisah penyalipan

Penyaliban, kematian dan kebangkitan dari Yesus Kristus adalah inti dari keimanan Kristen. Penyaliban adalah penebusan dosa-dosa manusia yang mau percaya, sementara kebangkitan adalah tanda bahwa Yesus Kristus mempunyai kuasa untuk mengalahkan maut. Berikut akan Saya paparkan sedikit cerita dan penjelasan tentang penyaliban, kematian dan kebangkitan Yesus berdasarkan Injil.

   PENYALIPAN YESUS MENURUT KE 4 INJIL: Ke 4 Injil menyatakan jelas bahwa Yesus disalibkan dan mati dikayu salib :   Matius 27:50 Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Markus 15:37 Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. Lukas 23:46 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. Yohanes 19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.   Ke 4 Injil menyatakan jelas bahwa Yesus disalibkan dan mati dikayu salib.   Seorang kristolog Muslim menolak laporan ke 4 Injil dengan menyatakan tidak ada saksi yang menyaksikan peristiwa tersebut :   Sumber :   The Choice Ahmad Deedat   BAGIAN 4: Crucifixion(Penyaliban) atauCruci-Fiction(Kisah Penyaliban)
BAB III : MENDIRIKAN KERAJAAN TUHAN    Hal yang mengherankan dalam bukti-bukti yang dimiliki orang Kristen (yang ditulis oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) adalah bahwa tak ada satu pun yang bisa dibuktikan keasliannya, saya dengan rendah hati berani menegaskan bahwa dokumen-dokumen yang tidak ada pembuktiannya tersebut tidak akan diterima di semua pengadilan di peradaban manapun, hanya dalam tempo 2 menit. Selain itu, Markus, salah seorang yang dinyatakan sebagai saksi mengatakan bahwa di saat Yesus dalam keadaan kritis. "Lalu semua murid itu meninggalkan dia dan melari-kan diri". (Markus 14: 50). Jadi orang yang disebut 'saksi mata' di sini tidak benar-benar menjadi saksi mata terhadap kejadian tersebut   Pendapat Ahmad Deedat jelas salah dengan memperhatikan hal-hal berikut :   1. Tentang keabsahan 4 Injil kanonik Laporan-laporan kuno jelas menyatakan bahwa ke 4 Injil adalah otentik. Sumber : Memahami Perjanjian Baru Pengantar Historis dan Teologis John Drane PT BPK Gunung Mulia, 2001, Bab D 10, 11 dan 12 Komentar-komentar bapa gerejawi yang paling awal.   A. Injil Matius : Komentar tertua dari Papias murid rasul Yohanes (lahir 40 M – 130 M), “Matius menulis Injilnya dalam bahasa Ibrani dan masing-masing menafsirkan menurut kesanggupannya”. B. Injil Markus : Komentar tertua dari Papias murid rasul Yohanes (lahir 40 M - wafat 130 M) dalam buku History bab III subab 39 sbb : “Markus adalah penterjemah Petrus, ia menulis secara teliti, tetapi tidak secara berurutan, sebanyak mungkin dari apa yang dapat diingatnya tentang hal-hal yang dikatakan dan dilakukan oleh Kristus” C. Injil Lukas : Komentar tertua berasal dari Clement dari Alexandria (murid rasul Petrus dan rasul Paulus) yang menjadi Uskup di Roma tahun 92 M – 101 M menyebutkan Lukas sebagai penulisnya. Lukas sendiri adalah teman seperjalanan rasul Paulus (Kolose 4 : 14, Filemon 24 : 2 dan 2 Tim 4 :11) D. Injil Yohanes : Komentar dari Ireneus (115 M – 180 M) sbb : “Yohanes, murid Tuhan, yang duduk dekat Dia waktu makan bersama menerbitkan Injil itu waktu ia ada di Efesus di Asia”   2. Tentang Saksi Penyaliban Ahmad Deedat jelas hanya mengambil 1 ayat saja yaitu Markus 14 : 50 untuk menyokong pendapatnya. Namun diayat-ayat lainnya dalam Injil jelas mencatat apa yang kemudian terjadi.   Rasul Petrus mengikuti dari jauh. Lukas 22 : 54 : Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus MENGIKUT DARI JAUH. Banyak pengikut Yesus melihat penyaliban tersebut Matius 27 : 55 – 56 : 27:55 Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. 27:56 Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus. Yohanes sempat mendekat bersama-sama dengan Maria. Yohanes 19 : 26 – 27 : Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya DISAMPINGNYA, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.   Jadi ada banyak saksi dari pengikut Yesus yang melihat peristiwa tersebut. Sebaliknya Muhammad SAW yang lahir 600 tahun kemudian jelas TIDAK MENYAKSI APA YANG TERJADI MELAINKAN HANYA MENGETAHUI SEPOTONG~ SEPOTONG KEMUNGKINAN DARI HASIL DENGAR ~DENGARAN .   Pertanyaan selanjutnya yang akan timbul adalah berapa lamakah Yesus mati di kubur-Nya? 1. Tiga hari dan tiga malam Matius 12:40 - "Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam." 2. Kurang dari tiga hari dan tiga malam Matius 28:1 "Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu." Markus 16:2 "Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, peHARrgilah mereka ke kubur." Lukas 24:1 "tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka." Yohanes 20:1 "Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur." Pada penggalan Yahudi, satu hari diukur mulai dari terbenamnya matahari hingga terbenamnya matahari keesokan harinya. Jika Yesus berada di kubur selama 3 x 24 jam, maka Ia tidak mungkin telah bangkit pada hari yang ketiga karena hari yang ketiga belumlah komplit 24 jam. Ia harus bangkit pada hari keempat supaya genap masa 3 x 24 jam, kalau tidak maka tidak masuk akal mengatakan bahwa Ia dikubur tiga hari tiga malam tetapi bangkit pada hari yang ketiga.   Jadi, apa yang telah terjadi? Perhatikan penjelasan dibawah ini KAMIS Dimulai saat matahari terbenam di hari Rabu (malam) Berakhir pada saat matahari terbenam (siang)HARI 1  (JUMAAT) = PENYALIPAN Dimulai saat matahari terbenam di hari Kamis (malam) Berakhir pada saat matahari terbenam (siang) HARI 2  (SABTU) = SABAT Dimulai saat matahari terbenam di hari Jumat (malam) Berakhir pada saat matahari terbenam (siang) HARI 3 (MINGGU) =  YESUS BANGKIT Dimulai saat matahari terbenam di hari Sabtu (malam) Berakhir pada saat matahari terbenam (siang) Solusinya sederhana saja, orang Yahudi mempunyai adat bahwa bagian dari satu hari, sependek apa pun, akan tetap dihitung sebagai satu hari penuh (24 jam). 1. Berhubung orang Yahudi menghitung sebagian dari satu hari sebagai satu hari penuh (24 jam), maka istilah "tiga hari tiga malam" adalah benar dan berlaku jika penyaliban terjadi di hari Jumat. 2. Fenomema ini ditemukan pula pada kitab Ester. "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati." (Ester 4:16). Lalu, dalam Ester 5:1 dikatakan, "Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana, berhadapan dengan pintu istana itu." Dapat kita lihat di sini bahwa meskipun tiga hari tiga malam belumlah komplit, Ester telah pergi menghadap Raja pada hari yang ketiga meskipun dia memerintahkan untuk berpuasa selama tiga hari tiga malam. Bisa kita lihat di sini bahwa "pada hari yang ketiga" sama dengan "setelah tiga hari." KAMIS Dimulai saat matahari terbenam di hari Rabu (malam) Berakhir pada saat matahari terbenam (siang) HARI 1 (JUMAAT) = PENYALIPAN Dimulai saat matahari terbenam di hari Kamis (malam) Berakhir pada saat matahari terbenam (siang) HARI 2 (SABTU) = SABAT Dimulai saat matahari terbenam di hari Jumat (malam) Berakhir pada saat matahari terbenam (siang) HARI 3 (MINGGU)) = YESUS BANGKIT Dimulai saat matahari terbenam di hari Sabtu (malam) Berakhir pada saat matahari terbenam (siang) Solusinya sederhana saja, orang Yahudi mempunyai adat bahwa bagian dari satu hari, sependek apa pun, akan tetap dihitung sebagai satu hari penuh (24 jam). 1. Berhubung orang Yahudi menghitung sebagian dari satu hari sebagai satu hari penuh (24 jam), maka istilah "tiga hari tiga malam" adalah benar dan berlaku jika penyaliban terjadi di hari Jumat. 2. Fenomema ini ditemukan pula pada kitab Ester. "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati." (Ester 4:16). Lalu, dalam Ester 5:1 dikatakan, "Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana, berhadapan dengan pintu istana itu." Dapat kita lihat di sini bahwa meskipun tiga hari tiga malam belumlah komplit, Ester telah pergi menghadap Raja pada hari yang ketiga meskipun dia memerintahkan untuk berpuasa selama tiga hari tiga malam. Bisa kita lihat di sini bahwa "pada hari yang ketiga" sama dengan "setelah tiga hari." Sebagai tambahan, Markus 8:31 mengatakan, "Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari." Meskipun demikan, 1 Korintus 15:4 mengatakan, "bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;" Demikian juga, Lukas 24:5-7, "Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga."   Dari ayat-ayat ini frasa "setelah tiga hari" setara dengan "pada hari yang ketiga."Sehingga, kita dapat melihat bahwa berhubung orang Yahudi menghitung sebagian dari satu hari sebagai satu hari penuh (24 jam), maka istilah "tiga hari dan tiga malam" adalah istilah idiomatik dan bukan istilah literal. Petunjuk lain atas kemungkinan ini dapat dilihat melalui perbandingan dua ayat dalam pola sebelum-dan-sesudah-Paskah. "Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat," (Lukas 23:56). SABAT "Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus," (Markus 16:1).         KEBANGKITAN YESUS MENURUT 4 INJIL Matius 28:5-10 28:10 Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." Markus 16:2-14 16:14 Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lukas 14:1- 48 24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." 24:45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. 24:46 Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, 24:47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. 24:48 Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Yohanes 20:1-29 20:28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" 20:29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Jadi ke-4 Injil secara konsisten mencatat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Kebangkitan Yesus adalah secara fisik   Kebangkitan Yesus adalah suatu doktrin yang fundamental dan esensial dalam Kekristenan. Kebangkitan Yesus adalah begitu pentingnya sehingga tanpa kebangkitan Yesus maka Kekristenan adalah kepalsuan/omong kosong belaka. Paulus menuliskan dalam 1 Korintus 15:14 "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." Tiga ayat kemudian, dalam ayat ke-17, kembali ia menegaskan, "Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu” (1 Korintus 15:17).   Meskipun ada banyak pokok-pokok di mana sesama orang Kristen bisa saling berbeda pendapat, tetapi masalah kebangkitan ini bukanlah hal yang mereka ragukan. Menolak kebangkitan Yesus adalah sama dengan menolak Kekristenan itu sendiri. Problem yang sering diperdebatkan mengenai kebangkitan Yesus bukanlah pada kenyataan bahwa Yesus memang bangkit, tetapi pada bagaimana Ia bangkit. Sayangnya, kaum kultus menyerang kebangkitan Yesus dan menafsirkannya dengan cara yang berlainan dari yang diyakini oleh orang Kristen, yaitu menolak kebangkitan-Nya secara fisik.   Kita harus bertanya apakah Yesus bangkit dari kematian dalam tubuh yang sama dengan tubuh ketika Ia mati atau dalam tubuh spiritual yang tidak terbuat dari darah dan daging? Jawaban atas pertanyaan ini sangatlah vital. Jawaban atas pertanyaan inilah yang membedakan Kekristenan sejati dari sistem-sistem kepercayaan palsu lainnya. Karenanya, inilah doktrin yang benar mengenai kebangkitan Kristus. Kita menganggap hal ini sangat penting, sehingga kita harus mengkhususkan dan menegaskan pernyataan mengenai kebangkitan Kristus ini sebagai suatu pernyataan kebenaran.   Yesus bangkit dari kematian dalam tubuh yang sama dengan tubuh yang dibawa-Nya mati. Tubuh yang telah dibangkitkan ini adalah suatu tubuh yang telah dipermuliakan. Pernyataan di atas adalah pernyataan yang benar sesuai doktrin yang Alkitabiah. Dengan demikian, pernyataan ini berlawanan dengan pendapat kaum Saksi Yehovah dan kaum Shepherd's Chapel yang menyatakan bahwa Yesus tidak bangkit dalam bentuk tubuh, tetapi secara spiritual. Kedua kelompok ini tidak berupaya menolak pernyataan Alkitab mengenai kebangkitan Yesus, tetapi mereka merubah makna dari kebangkitan itu sehingga menjadi sama sekali tidak pernah terjadi.   Apakah Yesus bangkit dari kematian dalam tubuh yang sama dengan yang dibawa-Nya mati? Absolutely …!!! Setelah kebangkitan-Nya Yesus mampu untuk makan (Lukas 24:42-43). Ia menunjukkan kepada orang-orang tangan dan kaki-Nya yang memiliki bekas luka paku (Lukas 24:51; Yohanes 20:27), dan orang-orang bahkan bisa merangkul kaki-Nya untuk menyembah Dia (Matius 28:9) Setelah laporan mengenai kebangkitan Yesus menyebar luas, Tomas, yang meragukan kebangkitan Kristus, berkata,"Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." (Yohanes 20:25). Kemudian, Yesus muncul di hadapan Tomas dan berkata kepadanya,"Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." (Yohanes 20:27).   Jika tubuh Yesus tidak pernah bangkit, maka Ia tidak mungkin memiliki kaki dan tangan yang memiliki lubang-lubang bekas paku dari penyaliban-Nya. Pertimbangkanlah ayat-ayat berikut ini sebagai bukti lebih jauh mengenai Kebangkitannya dalam tubuh kematian-Nya:   "Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. (Yohanes 20:19-20).   "Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." (Lukas 24:38-39).   Jelas sekali bahwa Yesus bangkit dalam tubuh yang sama dengan tubuh yang dibawa-Nya mati, dengan lubang-lubang yang sama pada tangan dan kaki-Nya. Kita juga melihat bahwa Yesus mengumumkan bahwa diri-Nya masih memiliki daging dan tulang.   Apakah "tubuh roh" terdiri dari daging dan tulang? Sama sekali tidak. Kita pernah mendengar ada orang yang mengatakan bahwa tubuh jasmani Yesus telah mati dan tubuh rohani-Nya yang dibangkitkan. Jika memang demikian, apakah tubuh spiritual itu memiliki daging dan tulang sebagaimana tubuh jasmani?   Rasanya pernyataan itu tidak masuk akal.   Lagi pula, jika Yesus tidak bangkit secara fisik, lalu apakah yang terjadi dengan tubuh fisik-Nya? Teruraikah? Dipindahkan ke tempat lainkah?   Tidak ada catatan apapun mengenai apa yang terjadi kemudian terhadap tubuh Yesus yang telah mati selain daripada bahwa tubuh itu telah dibangkitkan. Karena itulah, tubuh-Nya telah bangkit dari kematian. Yohanes 2:19-21 "Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Frase "Aku akan mendirikan" diterjemahkan dari satu kata tunggal dalam bahasa Yunani yaitu "egeiro." "Egeiro" berkala (tense) masa depan, aktif, indikatif, orang pertama tunggal (future, active, indicative, 1st person singular). Bentuk aktif dalam bahasa Yunani menentukan siapakah yang akan melakukan suatu perbuatan. Dalam hal ini, karena merupakan bentuk orang pertama tunggal ("Aku"), maka Yesus sedang mengatakan bahwa Ia sendiri yang akan melakukan perbuatan kebangkitan itu. Seperti itulah makna kalimat tersebut dalam bahasa Yunaninya.   Tetapi, beberapa pihak masih juga menolak bahwa Yesus secara fisik telah bangkit dari kematian, bahkan ketika mereka mempelajari Yohanes 2:19-21. Kita dapat melihat dengan jelas bahwa Yesus telah menubuatkan bahwa Ia akan mendirikan kembali Bait Allah yang adalah tubuh-Nya sendiri sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat 21 oleh Rasul Yohanes yang menyatakan bahwa yang dimaksud Yesus dengan Bait Allah adalah tubuh-Nya sendiri. Karenanya, ini seharusnya menjadi bukti yang tidak dapat disangkal lagi bahwa Yesus memang bangkit dari kematian-Nya dalam tubuh yang sama dengan tubuh yang dibawa-Nya mati. Jelas-jelas, Yohanes 2:19-21 menunjukkan kepada kita bahwa Yesus telah meramalkan kebangkitan-Nya sendiri secara fisik dalam tubuh yang sama dengan yang dibawa-Nya mati (dirombak oleh orang Israel) dan Ia melakukan-Nya.   Beberapa orang (dan bahkan beberapa organisasi) berupaya meminimalkan atau bahkan menyanggah kebangkitan fisik Kristus. Mengapa ? Mungkin karena itu meruntuhkan pernyataan-pernyataan Yesus akan keilahian-Nya. Seorang nabi harus 100 persen akurat untuk menjadi seorang nabi Tuhan, dan Yesus dengan jelas mengindikasikan bahwa Ia akan bangkit kembali secara fisik dari kematian (Yohanes 2:19-22) atau mungkin orang-orang ingin mengurangi peran dan kuasa Yesus.   Fakta-fakta dengan jelas menyatakan bahwa kebangkitan Yesus nyata dan bersifat fisik. Kebangkitan merupakan peristiwa yang amat sangat penting bagi orang-orang Yahudi di daerah itu. Kaum Saduki dan Farisi berdebat sengit tentang konsep kebangkitan, lama sebelum Yesus. Setelah Paskah pertama, orang-orang berselisih tentang Kebangkitan, orang-orang memenjarakan orang lain karena Kebangkitan, bahkan banyak orang-orang mati karena Kebangkitan. Pada masa sesudah Kebangkitan, tidak ada keraguan bahwa banyak orang percaya bahwa Yesus muncul kembali dalam wujud fisik. Laporan-laporan yang dicatat dalam Perjanjian Baru berhasil bertahan dalam ujian pemeriksaan saksi mata. Laporan-laporan tentang kebangkitan dapat dengan mudah dipertanyakan oleh orang-orang pada masa itu. Pada masa awal, tidak ada catatan tentang siapapun yang menyatakan bahwa Yesus adalah sesosok bayangan (hantu) atau halusinasi atau "makhluk halus". Agar memiliki makna penting, kebangkitan harus merupakan kebangkitan tubuh, seperti yang diindikasikan oleh Yesus sendiri. Beberapa rujukan mendukung ini. Makan, Minum, Menjamah Apakah roh dapat makan ? Minum ? Menjamah ? Tidak ada bukti historis akan wujud roh apapun yang dapat melakukan fungsi-fungsi manusia kecuali roh itu menjadi manusia terlebih dahulu (misalnya malaikat menjadi manusia). Yesus, di sisi lain, secara spesifik membuat verifikasi penting akan eksistensi fisik-Nya dengan makan dan minum setelah kebangkitan (Lukas 24:37-43). Apakah roh atau halusinasi dapat disentuh atau dirasakan ? Tomas,murid yang paling peragu, pasti percaya bahwa menjamah merupakan kriteria utama untuk "bukti". Yesus secara fisik menampakkan diri kepada Tomas (dan yang lainnya), menantang dia untuk melihat bekas paku di kedua tangan-Nya dan menjamah pinggang-Nya (Yohanes 20:25-28).   Apakah bukti ini cukup untuk menghentikan debat yang tidak perlu? Jelas kiranya bahwa kebangkitan fisik Yesus adalah realita. Tetapi, keberatan-keberatan telah diajukan atas kenyataan ini. Kita mungkin bisa memahaminya, tetapi ternyata pertentangan terus muncul. 1) 1 Korintus 15:35, 39, 42-44 Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?" Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan. Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. Ayat 44 di atas telah dipakai oleh berbagai pihak untuk meneguhkan ide mereka bahwa Yesus tidak bangkit secara fisik, tetapi secara spiritual. Tentu saja, kita telah menunjukkan di atas bahwa Yesus telah dibangkitkan dalam tubuh yang sama dengan tubuh yang dibawa-Nya mati, dengan lubang yang sama pada tangan dan kaki-Nya. Kita juga melihat bahwa Yesus telah memproklamasikan bahwa Ia memiliki daging dan tulang (Lukas 24:39). Lagi pula, apakah "tubuh rohaniah" terdiri dari daging dan tulang? Alkitab tidak pernah memuat tentang hal seperti itu. Paulus tidak menyatakan bahwa ada dua jenis tubuh yang berbeda pada diri seseorang, yaitu tubuh alamiah dan tubuh rohaniah, di mana setelah kematian tubuh alamiah, tubuh kedua yang berbeda yaitu tubuh rohaniah akan mengambil alih tugas tubuh alamiah. Melainkan, ketika mengacu kepada satu tubuh yang sama ia menyatakan bahwa, "Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah," Kata "yang" mengacu pada tubuh yang sama dalam kedua klausa kalimat tersebut, bukan dua tubuh yang berbeda. Tubuh yang sama ini menjadi tubuh yang dibangkitkan yaitu tubuh rohaniah seperti yang diacu olehnya. Dengan kata lain, tubuh rohaniah adalah tubuh yang sama dengan tubuh alamiah sebelum kematian, tetapi telah diubah menjadi yang bersifat spiritual. "Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan." (1 Korintus 15:53-54). Tubuh kita yang fana dan dapat hancur ini mengenakan aspek yang tidak dapat binasa dan kekekalan dari tubuh rohaniah yang merupakan tubuh fisik orang percaya yang telah diubahkan dan secara fisik dibangkitkan. Yesus merupakan yang sulung dari kebangkitan ini (1 Korintus 15:20). Karenanya, kita dapat melihat bahwa tubuh kebangkitan kita di masa yang akan datang adalah tubuh rohaniah.Tetapi, tubuh rohaniah itu secara faktual adalah tubuh alamiah/fisik, yang sama dengan tubuh kita sekarang, hanya telah dimuliakan. Sebab, jika sebaliknya yang terjadi, maka tidak ada kebangkitan itu.   2) Yesus dihukum mati secara fisik tetapi dibangkitkan secara spiritual menurut 1 Petrus 3:18. 1 Petrus 3:18 seringkali dipakai sebagai penangkal Yohanes 2:19-21. Bukannya berniat mengharmoniskan Alkitab, beberapa orang justru memakai ayat yang satu untuk "menyerang dan membuktikan kesalahan" ayat lain atau membenarkan tafsiran pribadi mereka. Demikianlah halnya dengan kasus pemakaian 1 Petrus 3:18-19: "Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh," (1 Petrus 3:18). Point yang ingin mereka buktikan dari ayat ini adalah bahwa Yesus tidak bangkit secara fisik, tetapi "secara roh/ menurut Roh" ( "in the spirit"). Bahkan ada yang menyatakan bahwa Yesus berhenti bereksistensi dan kemudian dihidupkan lagi dalam wujud roh. Tetapi, karena Yesus adalah Firman yang menjadi daging (Yohanes 1:1,14), Roh-Nya adalah kekal dan tidak perlu dihidupkan lagi. Lalu, mereka beranggapan bahwa Yesus tidak berbicara secara literal dalam Yohanes 2:19-21, sebab jika tidak maka ayat ini akan berkontradiksi dengan doktrin mereka bahwa Yesus tidak bangkit secara fisik.   Jelas, mereka keliru. Inilah alasannya mengapa mereka keliru:   Mari kita perhatikan konteks dari 1 Petrus 3:18. Inilah 1 Petrus 3:17-20. "Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat. Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,Dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, Yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.” Kita harus mengakui bahwa ayat-ayat di atas memang memiliki interpretasi yang berlainan di antara para ahli/ sarjana. Dikatakan bahwa Yesus berbentuk roh ketika Ia pergi dan membuat proklamasi. Tetapi apakah maksud ayat ini? Apakah Yesus, di masa antara kematian dan kebangkitan-Nya, pergi dan memberitakan Injil kepada roh-roh dalam penjara, atau apakah sesudah kebangkitan-Nya? Lagipula, kata dalam bahasa Yunani yang dipakai untuk kata "memberitakan Injil" sesungguhnya adalah "karuso" yang artinya memproklamasikan bukan "evangelizo" yang artinya memberitakan Injil, jadi bukanlah Injil yang diberitakan kepada roh-roh dalam penjara itu.   Tambahan lagi, siapakah yang dimaksud dengan roh-roh itu, roh malaikat atau manusia? Dalam dunia roh, malaikat-malaikatlah yang dikatakan berada dalam penjara (Wahyu 20:7; 2 Petrus 2:4), bukan manusia. Apakah yang diproklamasikan itu? Paling mungkin adalah proklamasi mengenai kemenangan Kristus di atas kayu salib, menurut Alkitab, yang diberitakan kepada roh-roh mereka yang tidak taat kepada Allah pada zaman Nuh dan yang berada dalam penjara. (Lihat juga, 2 Petrus 2:4-5). Dalam pendapat bahwa masa antara kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, Yesus pergi dan membuat proklamasi kemenangan-Nya atas kayu salib kepada malaikat-malaikat yang telah terjatuh dan yang telah dipenjarakan. Tetapi berhubung tidak ada jawaban yang pasti mengenai masalah ini, kita terbuka jika diajak berdiskusi lebih jauh atas masalah ini. Ayat 18 tidaklah mensyaratkan bahwa Yesus tidak boleh bangkit secara fisik.Faktanya, secara logis, jika kita memegang pendapat bahwa Yesus itu bangkit secara roh saja, maka kita akan menghadapi kontradiksi dengan ayat-ayat lain dalam Alkitab, seperti Yohanes 2:19-21 dan Lukas 24:39 seperti yang dikutip di atas. Karena Yohanes 2:19 jelas-jelas mengajarkan bahwa Bait Allah adalah kiasan tubuh Kristus yang dibangkitkan, maka ayat 1 Petrus 3:18, yang mengundang interpretasi yang berbeda di antara para sarjana (belum terlalu jelas), tidak dapat ditinjau dari cara yang menyebabkan ia berkontradiksi dengan ayat lain yang lebih jelas seperti ayat Yohanes 2:19-21 dan Lukas 24:39. Lebih jauh lagi, Alkitab dari versi yang berbeda menterjemahkan ayat 18 tersebut dengan cara yang berbeda. Beberapa versi mengatakan Yesus "dihidupkan oleh Roh" (Ing: Jesus was "made alive by the Spirit") yakni dalam versi KJV, NKJV, NIV, MLB; sementara yang lain menterjemahkannya sebagai "... dihidupkan dalam roh" ("...made alive in the spirit") yakni dalam versi NASB, NEB, RSV, JB, dan the 1901 ASV.   Jelas adalah mungkin bahwa Yesus dihidupkan oleh Roh Kudus yang mana hal ini konsisten dengan aspek Trinitas dari kebangkitan Yesus, di mana Allah membangkitkan Yesus (1 Tesalonika 1:10), Bapa membangkitkan Yesus (Galatia 1:1), dan Yesus membangkitkan diri-Nya sendiri (Yohanes 2:19-21), demikian juga Roh Kudus turut terlibat dalam kebangkitan Yesus (Roma 8:11). Juga adalah akurat untuk mengatakan bahwa Yesus telah dibangkitkan dalam roh dalam tubuh rohaniah-Nya, yang merupakan tubuh alamiah-Nya yang telah dimuliakan, dihidupkan, dan menjadi nyata sebagai yang sulung dari semua ciptaan (1 Korintus 15:20). Akhirnya, tubuh kita pada kenyataanya juga telah ditebus, bukan hanya roh kita.   "Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita." (Roma 9:23).   Tubuh yang dibicarakan di sini adalah tubuh fisik, bukan suatu tubuh tanpa-daging "rohaniah".   Sebagai ringkasan atas pembahasan mengenai ayat ini, 1 Petrus 3:18 tidaklah mengatakan bahwa Yesus telah dibangkitkan sebagai mahluk rohaniah belaka. Ayat ini mengatakan bahwa Ia "dibangkitkan dalam roh". Maksudnya apa? Sederhana saja, ini berarti bahwa Yesus dibangkitkan dalam tubuh yang tidak akan binasa. Ini adalah yang dikatakan dalam 1 Korintus 15:35-45 yang mengatakan bahwa tubuh kita "ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.   Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah...". Yesus adalah "Adam yang akhir" yang adalah roh yang menghidupkan. Paulus sedang menggambarkan tentang tubuh kebangkitan. Dalam bagian Alkitab ini Paulus membicarakan mengenai kebangkitan semua orang. Semua orang Kristen akan dibangkitkan dalam tubuh fisiknya. Sama seperti Yesus. 3) Alkitab mengatakan bahwa "daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (1 Korintus 15:50), karenanya, Yesus tidak mungkin telah dibangkitkan dari kematian dalam tubuh yang sama dengan tubuh kematian-Nya. Masalah dengan keberatan ini adalah bahwa ia gagal memahamai fakta bahwa setelah kebangkitan, Yesus berkata, "Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada "daging dan tulangnya", seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." (Lukas 24:39), bukan "daging dan darah". Ini bukanlah sekedar permainan kata-kata. Setiap kata dalam Alkitab diinspirasikan dan frase ini dipakai oleh Yesus tentu dengan maksud tertentu.   Istilah "daging dan darah" adalah frase yang dipakai dalam Alkitab dalam beragam konteks yang berbeda, tetapi selalu menunjukkan urutan alamiah. "Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. (Matius 16:17). Catatan: Kata "manusia" di ayat ini diterjemahkan dari bahasa Yunani "Sarx kai Haima " yang berarti "daging dan darah".   "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12). "Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; " (Ibrani 2:14). Yesus telah menumpahkan darah-Nya di atas kayu salib. Secara harafiah darah itu berhenti mengalir ketika habis tertumpah dari tubuh-Nya. Kita lihat bahwa ketika Yesus bangkit dari kematian, Ia masih memiliki lubang-lubang pada tangan dan kaki-Nya (Lukas 24:39). Karena Ia masih memiliki ciri (karakteristik) dari siksaan berat atas tubuh-Nya, maka logislah untuk mengatakan bahwa, darah-Nya, yang secara literal telah tercurahkan, adalah tercurah sebagai sesuatu yang "mengadakan pendamaian". "Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa." (Imamat 17:11).   Itulah mengapa setelah kebangkitannya, untuk membuktikan bahwa Ia telah bangkit dalam tubuh yang sama dengan yang dibawa-Nya mati, Yesus meminta orang-orang untuk menyentuh tangan dan kaki-Nya karena tangan dan kaki-Nyalah yang mempunyai bekas lubang paku. Bukti apa lagi yang anda butuhkan selain dari melihat dan memegang tangan dan kaki yang sama yang memiliki lubang dari paku-paku di atas kayu salib! Lebih jauh lagi, dalam pernyataan yang sama, Yesus mengatakan bahwa Ia memiliki daging dan tulang, bukan daging dan darah. Ia telah bangkit! Persembahan korban adalah tubuh Kristus, karenanya, tubuh itu tidak mungkin bangkit lagi tanpa membuat pengorbanan itu menjadi tidak sah karena "diambil kembali". Kebangkitan Yesus adalah bukti bahwa pengorbanan-Nya telah diterima oleh Bapa yang telah menjanjikan bahwa, "sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. (Mazmur 16:10). Karena Yesus mempersembahkan sebuah korban yang sempurna untuk dosa, Ia diberikan garansi berupa kebangkitan fisik. Perhatikanlah, kematian fisik adalah hasil dari dosa. Tetapi, Yesus telah sukses membereskan masalah dosa, dan dalam proses itu, mengalahkan kematian yang diakibatkan oleh dosa (Roma 5:12; 1 Korintus 15:56). Buktinya adalah fakta bahwa Ia telah bangkit dari kematian dalam tubuh yang sama dengan yang dibawa-Nya mati.   Lebih jauh, Yesus telah sungguh-sungguh menanggung dosa-dosa kita dalam tubuh-Nya di atas kayu salib (1 Petrus 2:24) dan menggantikan posisi kita (2 Korintus 5:21). Tubuh-Nya telah dipakai sebagai sarana untuk mencurahkan darah pembersih dosa.   "Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa." (Imamat 17:11)   "Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan." (Ibrani 9:22 ).   Jadi, darah Kristus adalah yang menghapus dosa kita dan kebangkitan fisik dari Kristus adalah bukti bahwa pengorbanan itu telah diterima oleh Bapa. 4) Yesus memanifestasikan bentuk-bentuk fisik yang berbeda-beda guna meyakinkan murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit. Keberatan ini keliru dalam beberapa hal.   Pertama, ini akan berarti bahwa Yesus telah menipu murid-murid-Nya supaya mereka percaya bahwa tubuh-Nya telah dibangkitkan padahal tidak. Kedua, pendapat ini jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Yesus sendiri bahwa tubuh-Nya akan dibangkitkan. "Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri." (Yohanes 2:19-21). Yesus mengatakan bahwa tubuh-Nya akan dibangkitkan.   Ketiga, 1 Timotius 2:5 mengatakan: "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus. Yesus dikatakan sebagai seorang manusia. Jika Ia tidak bangkit secara fisik, bagaimanakah ia dapat menjadi manusia tanpa tubuh yang terdiri dari daging dan tulang? Bapalah yang membangkitkan Yesus; Yesus tidak melakukannya Sendiri, karenanya Yohanes 2:19-21 tidak bisa diartikan secara harafiah karena Yesus tidak membangkitkan diri-Nya sendiri. Keberatan ini jelas gagal dalam memperhitungkan nature Trinitas dari Allah dan kebangkitan. Kita lihat bahwa tiap pribadi dari Trinitas terlibat dalam kebangkitan Kristus. Bapa - "Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, (Galatia 1:1). Anak - "Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri." (Yohanes 2:19-21) Roh Kudus - "Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. (Roma 8:11).   Demikianlah untuk klarifikasi lebih lanjut, kita harus memahami bahwa aspek-aspek lain dari Trinitas dapat ditemukan dalam keseluruhan Alkitab dalam berbagai pokok bahasan yang berbeda-beda:   Masing-masing disebut Allah: Bapa (Filipi 1:2), Anak (Yohanes 1:1,14; Kolose 2:9) dan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 5:3-4). Masing-masing adalah Pencipta: Bapa (Yesaya 64:8; 44:24), Anak (Yohanes 1:3; Kolose 1:15-17), dan Roh Kudus (Ayub 33:4; 26:13). Masing-masing diam dalam orang percaya (Bapa (2 Korintus 6:16), Anak (Kolose 1:27), dan Roh Kudus (Yohanes 14:17).   Ketika melihat keseluruhan Alkitab kita dapat melihat bahwa tidak ada kontradiksi mengenai kebangkitan Yesus. Sebaliknya, kita melihat adanya penegasan dan peneguhan atas kebenaran bahwa Yesus memang, dalam faktanya, telah membangkitkan tubuh-Nya sebagaimana yang dinyatakan-Nya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar