Minggu, 22 April 2012

Jesus telah berangkat ke surga

Beberapa versi cerita tentang kuburan kosong disebarkan oleh orang-orang yang tidak mau percaya pada Yesus.

Beberapa di antaranya adalah :

 

1. Cerita yang disebar luaskan oleh para pemimpin agama Yahudi untuk menjelaskan kubur yang kosong adalah bahwa mayat Yesus telah dicuri oleh murid-muridNya pada waktu malam, namun cerita tipuan ini tidak dapat meyakinkan orang. Setiap orang tahu betul betapa ketatnya penjagaan yang dilakukan oleh para tentara pengawal Romawi, sehingga cerita itu sulit dipercaya. Jumlah yang lazim pada pasukan jaga Romawi adalah empat orang dalam satu unitnya. Salah seorang di antara mereka akan siap siaga berjaga-jaga penuh sementara yang lainnya duduk santai di sekelilingnya, sehingga sungguh tidaklah mungkin bagi si serdadu jaga untuk membaringkan diri dan jatuh tertidur.

 

Menurut seorang ahli sejarah Romawi, Polybus (Buku VI, 37-8), jika sekiranya ada seorang serdadu jaga yang jatuh tertidur waktu giliran tugasnya, maka berakhirlah nyawanya. Bahkan keempat orang serdadu jaga itu akan langsung dihukum dengan hukuman mati. Serdadu Romawi selalu membawa sebuah tombak, berbentuk sebatang besi yang pada ujungnya terdapat mata tombak yang runcing.

 

Dengan tangkas ia dapat menikam musuh dengan tombak itu, atau ia dapat melemparkannya kepada musuh dari jarak jauh. Begitu ia tidak lagi memegang tombak, maka tangan kanannya akan dengan sangat cepat mencabut pedang dari sarungnya. Dalam pertempuran jarak dekat, senjata terakhir yang dia cabut dari sisi pinggangnya sebelah kiri adalah sangkur.

 

Para pengawal itu akan bekerja sama dalam suatu pertarungan melawan musuh, mereka bertempur bagaikan satu kesatuan. Dengan menyandarkan punggung mereka pada tembok dan saling melindungi secara berdampingan satu dengan yang lainnya, mereka bahkan mampu membendung suatu kekuatan musuh yang besar jumlahnya.

 

Sangat tidak mungkin para murid Yesus dapat mengalahkan serdadu-serdadu Romawi dan mengambil mayat Yesus, karena mereka sedang dalam ketakutan. Sejak Yesus ditangkap di Taman Getsemani, hampir mereka semua lari tunggang langgang meninggalkan Yesus kecuali Petrus yang berani mengikuti dari jauh tetapi kemudian juga menyangkal Yesus dalam ketakutannya.

 

Alasan lain yang paling kuat ialah pada waktu Yesus menampakan diri kepadamereka, mereka semua sedang bersembunyi dalam ruangan tertutup karena ketakutan (Yohanes 20:19). Bagaimana mungkin para murid yang ketakutan ini bertekad pergi mengalahkan para serdadu Romawi dan mengambil mayat Yesus.

 

Jika fakta menunjukkan bahwa para serdadu Romawi itu telah kehilangan satu nyawanya saja pada hari itu, maka para pastilah para murid Yesus akan dikejar tanpa ampun dan dibunuh bagaikan anjing kampung. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa mereka tidak diapa-apakan, bahkan dibiarkan memberitakan Injil secara terbuka, tanpa melancarkan tuduhan apapun terhadap mereka, bahkan berlangsung bertahun-tahun lamanya setelah peristiwa itu. Nampaknya mereka tidak bodoh untuk menyerang begitu saja kepada para serdadu jaga Romawi.

 

2. Suatu dugaan lain yang banyak disebarkan orang ialah bahwa Yesus tidak pemah mati di kayu salib. Ia hanya sekadar pingsan, kemudian waktu beradadi dalam kuburNya, Ia berhasil hidup kembali setelah siuman, menggulingkan batu penutup pintu kubur, melangkah ke luar lalu kabur. Dugaan semacam ini tidaklah masuk akal, oleh karena orang haruslah memahami, betapa kejamnya aniaya serta perlakuan ganas yang telah menimpa Yesus, sehingga seluruhtubuhNya ambruk binasa karenanya.

 

Marilah kita melihat beberapa faktanya :



Yesus dicambuk dengan cemeti Romawi. Cemeti yang dipakai itu adalah cambuk Romawi, terbuat dari rantai besi, dengan tiga utas ekornya yang memanjang diikat dengan tulang atau logam yang ujungnya tajam Benda tajam itu akan tertancap masuk ke dalam daging dan otot, bahkan sampai daging dan otot terbuka menganga dan tulang korban pun kelihatan. Ekor-ekor cemeti yang panjang itu mendera punggungNya, kemudian diayunkan berputar sehingga membuat luka yang menganga di dadaNya. Mereka dera lagi paha sampai ke kakiNya, menimbulkan luka-luka yang menganga.

 

Hukuman cambuk bagi umat Yahudi hanya dibatasi sampai tiga puluhsembilan pukulan, akan tetapi yang mencambuk Yesus adalah serdadu-serdadu Romawi yang tidak mengenal batas. Penderitaan dan sengsaraNya jauh lebih parah. Pada saat pelaksanaan dera dengan cemeti itu berakhir, Yesus pasti telah kehilangan banyak darah.

 



Mahkota duri telah dipasangkan di kepalaNya. Menurut analisis seorang dokter, 'Adegan pemasangan mahkota duri itu dimaksudkan agar menimbulkan sentakan-sentakan syaraf yang nyeri, dengan demikian sang korban dapat berada dalam keadaan yang sangat resah dan gawat sebelum menjalani penggantungan di kayu salib itu" (skeptics, 120).

 



Para serdadu juga menghujamkan pukulan kepadaNya. WajahNya dapat saja babak belur atau terluka pecah, mungkin pula sejumlah gigiNya rontok. Kemudian Dia diperintahkan untuk memikul kayu salib yang berat itu, seberat kurang lebih empat puluh lima kilogram, sampai mencapai puncak tempat tiang salib penggantungan itu.

 



Setibanya di Golgota, mereka mengoyakkan pakaianNya, mencabut mahkota duri itu dari kepalaNya, sementara darah mengucur dar ipunggungnya membasahi balok kayu salib, yang mereka lintangkan untuk memaku kedua belah tangan dan kaki-Nya.

 

Paku tajam yang bentuk batangnya bersegi empat dengan panjang tujuh inci, ditancapkan melalui kedua belah kakiNya yang dirapatkan secara berdampingan sehingga tidak dapat berkutik sedikit pun. Seseorang yang dipaku pada kayu salib dengan cara demikian tidaklah mungkin dapat bernafas, kalau dirinya tidak berupaya untuk mengangkat tubuhnya pada setiap kali ia menarik nafas.

 

Setiap kali ia berusaha untuk mengangkat tubuhnya, ia akan merintih kesakitan. Luka-lukanya sangat nyeri, pada bagian-bagian tubuh tertentu mengalami kematian bertahap. Akhirnya, setelah mengalami satu hari penderitaan yang terasa bagai 1000 tahun lamanya, orang itu akan mati lemas tiada berdaya, karena ia tidak mampu lagi mengangkat badannya untuk menarik nafas. Kematian merupakan suatu proses yang berjalan lamban tapi pasti dan sangat menyengsarakan. Tidak pernah ada seorang manusia pun dapat bertahan hidup di tiang gantungan {kayu salib}. Menyebutkan perkataan kayu salib saja bangsa Romawi sangat takut.

 



Para serdadu Romawi itu ingin beroleh kepastian apakah Yesus benar sudah mati atau belum, dengan cara menikam lambungNya dengan tombak. Mata tombak itu cukup tajam dan ukurannya sebesar tinju manusia.

Kemudian, (Markus 15:44-45) tatkala kepala pasukan yang bertugas disana ditanyai apakah Yesus sudah mati, penghulu laskar itu pun membenarkannya. Yohanes sedang menyaksikan adegan ketika para serdadu itu menikam sisi lambung Yesus dengan tombak (Yohanes 19:34-35).

 

Ia melaporkan,"... maka segera mengalir keluar darah dan air". Rasul Yohanes sangat terkesima melihat hal ini dan nampaknya dia seolah menyaksikan sebuah tanda ajaib. Padahal, apa yang ia saksikan sebenarnya adalah:

 

"Segumpal darah merah pekat yang mengalir keluar, yang sama sekali terpisah jelas dari air tubuh yang menyertainya bersamaan. Ini membuktikan telah terjadi pembekuan darah di dalam urat nadi utama, dan ini menjadi bukti gamblang tentang terjadinya kematian ditilik dari sudut pandang ilmu kedokteran. Hal ini sangat berkesan bagi seorang penulis Injil karena ia sama sekali tidak menyadari betapa pentingnya arti gejala ini bagi seorang dokter ahli patologi.

 

"Darah dan air" yang mengalir keluar lewat lubang tusukan tombak itu merupakan bukti yang positif bahwa Yesus sudah mati (Green, Euidence, 225).

 



Akhirnya, sebelum dimakamkan dalam kubur, jenazah itu dibungkus dengan cara melilitkan kain kafan di sekujur tubuhnya, terbebat erat dengan hamparan sejumlah rempah-rempah yang baunya harumnya serba tajam menusuk hidung. Minyak rempah-rempah yang bertugas bagaikan bahan cair perekat ini mengubah bungkusan kain kafan itu menjadi semacam peti mayat yang ketat membeku, yang tidak mungkin memberi ruang bagi mayat itu untuk dapat bergerak lagi. Berat bungkusan kain kafan ini yang sekaligus berfungsi sebagai peti mayat baginya adalah sekitar tujuh puluh lima pon (Yohanes 19:39).

 

3. Lalu ada pula orang yang mengemukakan teori bahwa kuburan Yesus keliru.

Mereka menyatakan bahwa mereka hanya menyangka bahwa kuburan itu kosong, oleh karena mereka salah masuk ke dalam kuburan orang lain, akan tetapi Rasul Yohanes menyatakan, dalam Yohanes 20:3-9, sebagai satu kesaksian yang tidak mungkin salah bahwa mereka benar melihat bungkusan kain kafan yang sudah kosong itu.

 

Lembaran kain kafan yang masih kaku oleh hamburan rempah-rempah minyak harum mengikat ketat kain kafan itu menjadi satu, masih mereka temukan di sana, termasuk juga lingkaran kain kafan pembungkus kepalaNya, akan tetapi ada sebuah ruang lowong diantaranya, di mana leher Yesus pernah berada.

 

Seolah-olah nampaknyabungkusan kain kafan itu tidak pemah tersentuh tangan siapapun sama sekali, melainkan kosong tanpa berisi mayat, seakan-akan Yesus telah berhasil keluar dari dalam kepompong bungkusan mayat itu tatkala Ia bangkit dari kematianNya.

 

Yohanes berkata, sambil mengacu kepada dirinya sendiri, bahwa "Ia melihat semuanya itu dan percaya"

(Yohanes 20:8).

 

Saya tidak yakin bahwa ada kuburan lain di sekitar itu, yang mengandung seperangkat lengkap kain kafan mayat yang masih segar di dalamnya.

 

4. Ada lagi beberapa ahli kritik yang mengatakan bahwa para pengikut Yesus sedang dihinggapi penyakit halusinasi, melihat bayangan-bayangan hanya di dalam angan-angan mereka saja.

 

Menurut penuturan keempat kitab Injil itu, para murid Yesus justru sangat terkejut, seperti halnya juga anda dan saya, ketika tiba-tiba mereka melihat Dia berdiri tegak di hadapan mata mereka secara nyata, sehingga mereka pun tidak percaya bahwa itulah Yesus yang sebenarnya.

 

Pada saat Dia sudah duduk bersama dengan mereka di satu meja dan makan bersama dengan mereka, barulah mereka percaya. Dia telah menampakan diri kepada sejumlah orang dalam satu ruangan yang sama pada waktu yang sama. Ia berjalan bersama mereka, menghabiskan waktu-Nya bersama mereka bahkan memberikan pelajaran kepada mereka selama empat puluh hari lamanya. Suatu ilusi atau khayalan tidaklah mungkin dapat melakukan hal-hal nyata semacam ini (Kisah Para Rasul 13:31).

 

5. Menurut pandangan kaum Islamis, Tuhan telah membuat Yudas atau Simon memiliki wajah mirip Yesus, sehingga Yudas atau Simon lah yang sebenarnya telah menjalani kematian di kayu salib.

 

Berikut tafsirannya :

 

Ibnu Katsir menerangkan hal itu dalam ayat "...padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ia(ah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.. . "   sebagai berikut:

Orang-orang Yahudi berusaha keras ingin membunuh Isa dengan mempengaruhi raja pada masa itu. Kemudian sang raja mengirim prajurit untuk menangkap Isa. Ketika nabi Isa merasa ia akan diculik, bertanyalah ia kepada pengikutnya, "Barang siapa yang bersedia diserupakan wajahnya mirip denganku, nanti ia menjadi teman akrabku di surga." Maka majulah seorang anak muda menyatakan diri bersedia. Nabi Isa. berkata "Engkaulah orangnya." Kemudian Allah menyerupakan wajah pemuda itu dengan wajah nabi Isa hingga terlihat persis dengan nabi Isa, lalu nabi Isa diangkat ke langit. Setelah nabi Isa diangkat ke langit, datanglah rombongan yang mau mencari nabi Isa. Dan ketika mereka melihat anak muda tadi, mereka mengiranya nabi Isa, terus mereka bawa dan mereka salib.

Tafsir Ibnu Katsir, surat an-Nisa' (1/493).

 

Kemudian Ibnu Katsir menerangkan riwayat itu dari Ibnu Abbas, dari Ibnu Abu Hatim, kemudian ia sebutkan dari Wahab bin Munabbih dari Ibnu Jarir, bahwa yang diserupakan itu adalah Simon, salah satu anggota Hawariyyun.

 

Orang Yahudi berhasil menangkapnya, lalu mereka berkata, "Dia ini salah seorang sahabat Isa", tapi Simon melawan, kemudian kelompok lain menangkapnya kembali, dan ia tetap melawan, kemudian Simon menawarkan sesuatu kepada orang yang menangkapnya, "Apa imbalan yang kalian berikan kepadaku jika aku menunjukkan tempat persembunyia Isa? Lalu mereka memberinya 30 dirham dan Simon menunjukkan tempat Isa setelah menerima uang itu.

Sebelumnya wajah Simon sudah diserupakan dengan nabi Isa, lalu mereka mengikatnya pakai tali, menyeretnya dan mereka meludahi serta memakaikan mahkota dari duri di kepalanya, sampai akhirnya mereka menyiapkan kayu tempat penyaliban.

Maka Allah mengangkat Isa dan mereka menyalib orang yang diserupakan. Kemudian ada keterangan dari sebagian Nasrani yang mengatakan bahwa yang disalib itu Yudas, dan dialah orang yang diserupakan dengan nabi Isa yang disalib. Ketika itu ia mengatakan, "Aku bukan yang kalian maksud. Aku yang menunjukkan Isa kepada kalian."

73 Wallahu'alam mana di antara dua riwayat itu yang benar.

 

Dalam buku Muhadharat fi an-Nashraniyah karya Muhammad Abu Zahrah, halaman 24 tentang penyerupaan Isa, ditulis sebagai berikut:

Sebagian atsar menyebutkan, sesungguhnya Allah menjadikan kemiripan kepada Yudas, yaitu Yudas Eskariyot yang juga dikisahkan Injil, bahwa dialah yang berkhianat dari nabi Isa, sehingga mau menunjukkan prajurit yang hendak melakukan penangkapan, ketika itu prajurit-prajurit ini tidak mengenal Isa.

 

Jadilah salah seorang murid pilihan nabi Isa jatuh dalam sangkaan mereka. Kisah ini sama persis dengan yang diceritakan dalam Injil Bamabas.

 

Dalam Injil Barnabas di sebutkan begini:

 

Ketika prajurit-prajurit sudah menangkap Yudas di lokasi yang berdekatan dengan tempat kediaman Isa al-Masih, tiba-tiba Isa mendengar keramaian dari jarak dekat, maka karena itu Isa masuk ke dalam rumah karena ketakutan, waktu itu sebelas orang muridnya dalam keadaan tidur.

Maka, Allah menyaksikan marabahaya yang mengancam hambanya, Ia memerintahkan Jibril, Mikhail, Rufail, dan Idril sebagai perwakilan-Nya untuk membawa pergi Isa dari bumi.

Datanglah para malaikat suci itu dan langsung membawa Isa lewat jendela rumah sebelah selatan (belakang).

Malaikat-malaikat suci ini membawanya sampai ke langit ke tiga dan di sana nabi Isa ditemani oleh malaikat-malaikat yang senantiasa bertasbih selama-lamanya (hingga hari kiamat).

Lalu, dengan sangat tergesa-gesa Yudas masuk ke ruangan tempat nabi Isa yang naik dibawa malaikat. Sementara murid-murid yang lain dalam keadaan tidur.

Maka Allah membuat sebuah keajaiban, berubahlah suara dan muka Yudas persis dengan nabi Isa, hingga terlihat seratus ­persen nabi Isa.

Yudas, setelah membangunkan murid-murid yang sedang tidur, kemudian bertanya di mana sang Guru (nabi [sa), oleh sebab itu murid-murid heran, dan menjawab: Engkaulah Guru kami, apakah kini engkau sudah lupa pada kami?

 

Hal ini merupakan satu dusta besar bagi Yesus, sebab jika demikian halnya, mana mungkin Yesus meyakinkan murid-muridNya bahwa yang mati di salib adalah diriNya dan yang telah bangkit dari kematian itu adalah Dia juga. (Padahal agama Islam sendiripun mengakui bahwa Yesus atau Isa Almasih adalah seorang Nabi).

 

Jika Yudas atau Simon yang mati di salib dan Yesus langsung diangkat oleh Allah Bapa yang Mahakuasa ke surga. Maka dalam hal ini yang menjadi pertanyaan,siapakah yang muncul di tengah-tengah para murid Yesus dan mengajar mereka sesudah peristiwa itu? Apakah Yudas? mana mungkin!

 

Selain itu, jika benar, maka seluruh nubuatan dalam kitab Taurat, Zabur dan Nabi-nabi adalah kebohongan belaka dan Tuhan yang memberi nubuatan itu juga membohongi para nabiNya. Tentu saja Tuhan dan para nabi tidak berbohong, kalau begitu siapa yang berbohong?

 

Sementara Islam, dilain pihak menyatakan bahwa Yesus tidak disalibkan, yang berarti tidak bangkit dari antara orang mati dan tidak ada kuasa penebusan dosa. Menurut Al-Qur’an, Yesus diselamatkan dengan cara ajaib yang hingga kini tidak jelas dan kemudian diangkat ke surga. Namun Al-Qur’an sama sekali tidak menjelaskan tentang proses penyaliban dilakukan dan bagaimana pengangkatan Yesus ke surga.

 

Saya tidak akan membahas lebih jauh dari sisi Quran karena Saya menghargai pendapat-pendapat dan keyakinan mereka, selain itu biarlah mereka menemukan sendiri kebenaran tentang ini didalam Al Quran dan hadis beserta tafsirannya dan dibandingkan dengan kebenaran diDalam Injil.

Dan pada akhirnya, ahli dan bukti-bukti sejarah serta kitab-kitab Apokrif akan membuktikan apa yang sesungguhnya terjadi.

 

Maka hanya ada satu pilihan terakhir yang terbuka kemungkinannya, yaitu Yesuslah yang benar-benar telah mati disalib dan bangkit dari kematianNya, sebagaimana halnya ditulis dan disaksikan oleh para muridNya menurut Perjanjian Baru, atau keempat kitab Injil : Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

 

Kesimpulan

Manusia biasa memang tidak dapat bangkit dari kematiannya, akan tetapi bagaimana pula jika sekiranya manusia itu benar-benar adalah inkarnasi Tuhan, seperti yang dinyatakan oleh Yesus tentang diriNya ?

 

Menurut kitab Injil, Yesus telah menjadi serupa dengan manusia untuk satu maksud dan tujuan, yakni mati sebagai kurban yang sempurna bagi penebusan dosa-dosa kita. Dosa-dosa kita telah memisahkan kita dari Tuhan. Kita tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk mengangkat diri kita sendiri sehingga dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga, betapapun baiknya perbuatan kita.

 

Tidak ada seorang manusia pun mampu melakukan hal itu. Itulah sebabnya maka Tuhan sendirilah yang membayar lunas tebusan segala dosa kita. Tuhan telah melakukan hal itu oleh karena Ia mengasihi setiap orang di antara kita.

 

Itulah sebabnya sudah saya katakan sebelumnya bahwa Injil itu sebenarnya adalah sebuah kisah cinta-kasih.

Dosa juga menyebabkan manusia hidup dalam perbudakan Iblis. Yesus Kristus mati dan bangkit untuk mengalahkan Iblis sehingga manusia yang percaya kepadaNya dibebaskan dari ketakutan terhadap Iblis dan hidup dalam kemerdekaan yang sejati.


 

Setiap pengikut Kristus yang sungguh-sungguh dapat menyaksikan ini dalam hidup mereka. Dengan demikian, pada akhirnya yang menjadi persoalan ialah apakah anda percaya kepada kesaksian-kesaksian dalam Injil itu.

 

Saksi-saksi yang menulis Injil ini adalah para Rasul yang telah membangun di atas dasar iman Kristen di atas dasar Yesus Kristus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar